Jumat, 02 November 2012
Kenangan Seorang Sahabat
#Baca dengan Hati
Seseorang yang baik, pasti dikenang oleh para sahabatnya atau orang yang mengenalnya. Tapi sebaliknya juga, orang yang tidak baik, juga psti dikenang oleh orang lain akan ketidakbaikannya.
Bersyukurlah orang yang mempunyai kawan orang baik dan juga kawan tidak baik, sehingga bisa belajar dari kedua perangai kawan tadi. Itulah yang saya dapati dalam kehidupan keseharian saya di tempat kerja. Saya masih ingat tulisan Gede Prama yang berbicara tentang, ‘belajar dari orang brengsek’. Kehidupan memang bila disyukuri, apapun yang yang ada, terasa adem dan plong.
Kawan yang baik tadi adalah tempat curhat saya, bahkan tempat diskusi dan bertanya bila fikiran sedang buntu. Dia selalu memberi spirit, gairah hidup yang bersumber dari Allah Yang Maha Pengatur. Soal rezeki kan manusia hanya tinggal nanggapin aja, begitu istilahnya yang sering diungkapkan walau dengan nada gurau, bukalah tangan kita dan tanggkap rezeki yang Allah sudah hamburkan di angkasa, begitu perumpamaan yang diberikan. Apapaun yang yang kita lakukan, berat dan ringan, syukuri, karena semuanya pasti akan membawa kebaikan kepada kita selama kita mensyukurinya. Allah sudah menjanjikan, “Faman Ya’mal Mistqala zarratin Khayran Yarahu”, “Siapapun dan sekecil apapun kebaikan yang seseorang perbuat, akan diperlihatkan Allah”, begitu juga sebaliknya, perbuatan tidak baik, juga akan diperlihatkan Allah, baik di dunia ini apalagi di kaherat nanti setelah kematian. Semangat sepenggal firman Allah tadi sejatinya menjadi ‘pecut’ (cambuk) semangat bagi siapaun untuk berlomba-lomba dalam kebaikan karena pasti kebaikan itu akan dia dapatkan haknya. Kalau tidak di dunia, di akherat pasti itu. Karena Allah tidak akan pernah menzalimi seorang hamba, ‘Wamallahu bizallamin lilabid”.
Obrolan-obrolan kecil seperti yang saya catat diatas sering kali kami lakukan, bahkan banyak lagi hal-hal yang nampaknya kecil, namun berisi spririt mengisi kehidupan dengan lebih baik, sabar, penuh tanggungjawab, tidak mau korupsi dan menggunakan kesempatan, bekerja dengan nurani, dsb, merupakan hal-hal yang sekarang saya rindukan, karena kehilangan kawan tadi yang telah kemabli ke tanah air untuk mengemban tugas lain. Namun, yang ada tertinggal sekarang adalah kawan yang brengsek, namun walau demikian saya masih bersyukur karena dapat belaajr dari keberengsekannya yang bisa kita petik pembelajaran jangan sampai seperti kelakuannya yang suka korupsi, tidak bertanggungjawab, suka menjilat, malas dan tidak disenangi banyak kawan, dsb. Masya Allah, ternyata terlalu banyak untuk bisa belajar dan diambil pelajaran dari fenomena alam dan kehidupan.
Selamat jalan Sahabat, semoga sukses selalu.
Terinspirasi tulisan di kompas cetak yang mengenang kepergian setahun Gus Dur (31/12/2010)
salam damai,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar