Sabtu, 03 November 2012
Sang Pengintai
PAGI YANG INDAH. Terlihat seorang gadis cantik berumur 15 tahun bernama Rara Putri Darmawan. Ayahnya keturunan Jawa-Sunda, sementara Bundanya Sunda-Manado. Meski sedikit tomboy, sisi feminimnya tetap terlihat. Rambutnya panjang lurus dan sering dikuncir kuda. Kulitnya putih. Pipinya berlesung dan matanya indah dengan bulu mata yang lentik. Pokoknya manis banget deh.
Dengan T-Shirt merah dan celana pendek hitam, dia terlihat membawa tas berisi peneropong dan kamera digital dengan 5 kali zoom dan 5.1 megapixel. Tak ketinggalan walkman dan topo jarring. Sesekali terlihat kepalanya bergoyang mengikuti irama musik yang mengalun dari walkmannya.
Di sebuah taman di perumahan elite, Rara mengehntikan sepedanya dan menyandarkannya padasebuah pohon rindang. Taman itu asri dikelilingi pepohonan dan danau. Burung merpati juga banyak berterbangan di sekitarnya. Tampak dari kejauhan seorang cowok berumur 17 tahun sedang berolahraga menggunakan skipping-rope. Dia memakai jaket biru dan training putih.
Dari balik pohon, Rara terlihat mengeluarkan kamera fhoto dan mengarahkan lensanya ke cowok itu. Ya, udah dua tahunn Rara mengintainya. Peralatannya dari yang sederhana sampai yang tercanggih.
Makin keren aja tuh samudra hidup gue. Apalagi dengan jaket biru seperti sekarang. I'm still your secret adminer until now.
Rara terlihat tersenyum.
Cowok itu bernama Samudra. Tepatnya Samudra One Sasongko. One menunjukan bahwa dia adalah anak tunggal. Siswa SMA ini memang tampan. Tubuhnya tinggi dengan kulitnya yang putih. Belum lagi gaya rambutnya yang indies dan muka blasteran Eropa Jawa, sehingga mirip banget sama Johny Deep. Apalagi, pembawaannya juga tenang. Rara suka sama Sam sejak SMP kelas 1. Sejak Rara melihat Sam sedang maen basket didepan rumahnya. Kebetulan, waktu itu Rara baru saja pindah ke tempat tinggalnya yang sekarang.
Di setiap kesempatan, Rara selalu mencoba mengintai Samudra. Memotret dan kadang meneropongnya. kebetulan rumah mereka berhadapan. Orang tua mereka sebenarnya saling kenal. Ayah Sam adalah pengusaha kayu, sedangkan Ibunya pengusaha dalam bidang ritel.
Seorang Cewek hitam manis berpipi chubby serta berambut pendek dengan T-Shirt biru dan celana pendek putih mendekati Rara yang sedang asyik mengintai Samudra. Cewek itu menyandarkan sepedanya tepat di sebelah sepeda Rara. Sambil mengendap-ngendap, dia mengambil ancang-ancang untuk mengagetkan Rara.
"Duaarr!!!"
Rara terkejut. Teropong yang dia pegang pun terjatuh.
"Apaan sih Mil! Bikin gue kaget aja?" kata Rara sambil mengambil Teropongnya.
"Sahabat gue yang cantik ini masih aja jadi cewe pengintai."
Rara mendorong Mila. "Diam deh, jangan resek."
"Ra, lo sadar nggak sih kalo hal ini nggak ada gunanya. Mending kita ke sana dan kenalan sama Samudra. Lagian dia kan tetangga lo," ucap mila sambil menunjuk ke arah Samudra.
"Udah, deh jangan mulai."
Mila membalik wajah Rara. "Lo tuh cantik Ra. Cocok sama dia. Kenapa sih kesannya lo nggak ppede gitu?"
"Ini bukan soal pege atau nggak pede. Gue emang nggak berharap dia suka sama gue. Gue seneng sja kaya gini. Mengintai sosok yang gue puja," ucap Rara yang sok tahu sambil membidik lensa kameranya ke arah Sam.
"Cieeee, segitunya. terserah lo deh. ngomong-ngomong, ada yang perlu gue bantu untuk pengintaian hari ini?" ledek Mila.
"Tolong beliin gue minum. Gue haus nih!"
"OK cewe pengintai...," Ucap Mila sambil pergi membeli minuman.
-------------------------------------------------------------------------------------
Dari kejauhan tampak Samudra terlihat didatangi dua cewek cantik seumuran dengannya. Yang satu berkacamata, sedangkan yang satu lagi sepupnya. Cewek berkacamata itu memakai celana pendek dan jaket putih, sementara sepupunya bercelana pendek dengan T-Shirt cokelat. Rara terlihat senewen.
Pemain baru nih. Kapan castingnya!? Sejak kapan dia ada? Cantik lagi. Tipenya memanng cewek berkacamata. please deh...
"Hai, Sam!"
"Hai Vir, Lama banget datengnya. Gue pikir nggak jadi datang!"
"Oh iya Sam, kenalin temen gue nih."
"Irna."
"Samudra."
"Nama lo keren juga yah. Bokap lo pelaut?"
"Nggak. Bonyok gue bertemunya di Samudra Indonesia. Jadi deh gue dinamain Samudra. He.. he.. he.."
"Sepupu gue yang satu ini memang pintar bercanda. Dia ganteng kan, Na? Tapi kalo urusan pacaran, dia sok pilih-pilih," ucap Virna meledek.
Mereka terlihat tertawa. Suasananya ramaia banget.
tak lama kemudian, Fikri, yang tak lain teman Samudra, menghampiri.
"Sam, kenalin dong. Masa ada dua cewek cantik begini nggak bagi-bagi!" kata cowok berambut botak satu senti yang modis dan berkacamata itu.
"Kue kali dibagi," Irna menimpali.
"Bisa aja. Sorry deh," jawab Fikri
"Kenalin Fik, ini Virna. Dia sepupu gue. Yang satunya lagi Irna. Lo pilih deh mau yang mana"
"Emang kita baju ya Vir, bisa dipilih-pilih."
"Tau nih. Jangan asal jeplak dong kalo ngomong."
"Sorry deh sepupu gue yang paling manis."
"Tahu nggak! Gue ngenalin Irna supaya bisa jadi cewek lo! Bukan buat temen lo," ucap Virna.
Mendengar itu, Samudra terlihat malu.
Fikri hanya senyam-senyum melihat Sam. Dia tahu kalo Samudra lagi nggak mood untuk pacaran karena pacar sebelumnya sangat manja.
Sebelum berbicara lagi dengar Virna, Samudra meminum air kemasan yang dibawanya.
"Vir, nanti jangan langsung pulang. Main dulu ke rumah. Lusa kan lo pulang ke Bandung, jadi sempetin dong ketemu Nyokap gue."
"Ya udah. Entar gue sama Irna pulang bareng lo. Tante Ajeng emang ada di rumah?"
"Ada."
"Na, lo mau kan ke rumah Sam?" tanya Virna sambil menarik tangan Irna.
"Boleh, kalo Sam ngizinin."
"Boleh kok, apalagi buat lo"
"Jangan jadi cowo k perayu deh Sam. Gue tahu banget sifat lo yang sebenarnya. Entar kalo cewenya mendekat, lo malah lari ketakutan. He.. he.. he.." Fikri meledek Sam.
Sam pun langsung memeluk bahu Fikri. "Awas yah, Fik!"
-------------------------------------------------------------------------------------
RARA kelihatan merengut.Dia sebel banget karna ada pemain baru dalam pengintainya. Sebelnya makin tambah karena Mila belum juga datang bawa minuman yang dipesannya.
Rara melihat sekeliling untuk mencari jejak Mila. Pandangannya berhenti pada tukan cendol di pinggir danau. MIlat terlihat sedang asyik ngobrol dengan seorang cowok. Rara kenal betul siapa cowok itu. Dia Tino, teman Sam. Tino berpenampilan rapih dengan rambut pendek dan memakai kemeja bergaris biru.
Mila duduk bersama Tino di bangku taman pinggir danau.
"Lo sendirian ke sini, Mil? Lo anak kompleks sini?" tanya Tino sambil terus menikmati cendolnya.
"Gue sama teman gue. Dia anak kompleks sini. Gue sih anak kompleks sebelah."
"Lo sekolah dimana?"
"SMP Harapan Kita."
"Lo masih SMP!?" seru Tino kaget.
"Iya. Gue sama bestfriend gue, Rara. Dia memang bongsor untuk ukuran anak SMP."
"Oh, jadi temen lo namanya Rara. Sekarang dia dimana?"
Mila menarik kuping Tino, "Ada. Tuh dibalik pohon. Dia sekarang lagi jadi pengintai."
"Pengintai?"
"Iya, lihat aja gayanya," kata MIla menunjuk ke arah Rara.
Tino menunjuk Rara yang melihat ke arah mereka. "Yang itu temen lo?"
"Iya."
"OK juga."
Rara memanggil Mila dengan lambaian tangan.
"Udah dulu yah. Mungkin temen gue udah haus. Jadi gue harus buru-buru ke sana."
"Salam ya buat temen lo. Semoga pengintaiannya berhasil."
Rara mengambil es cendol dari tangan Mila dan langsung meminumnya.
"Bagus yah. Katanya mau ngebantu. Tapi malah enak-enakkan kenalan sama Tino," ucap Rara kesal
"Hah..! Lo kok tahu nama cowok itu?" tanya Mila kaget.
"Apa sih yang nggak gue tahu tentang Sam?"
"Gila, lo patut gue ancungin jempol untuk pengintaian lo. Jago banget lo, Ra!"
"Iya, tapi gue kalah sekarang"
"Kenapa?"
"Itu!" Rara menunjuk cewek yang sedang bersama Samudra. Irna tampak seang berbincang dengan Sam di bangku taman.
"Yang berkacamata itu! Memang dia siapa?"
"Nah itu dia yang nggak gue tahu!"
"Mungkin pacarnya?"
Rara lalu merapihkan alat-alat pengintaiannya.
"Gue berharap sih bukan. Kalo yang dikuncir itu sepupunya dari Bandung. Namanya Virna. Mungkin dia lagi main ke Jakarta. Bisa jadi yang berkacamata itu mau dicomblangin buat Sam."
"Lo mau gue cari tahu tentang dia dari Tino?"
"Nggak usah. Biar gue aja. Sekarang kita pulang yuk," kata Rara nggak bersemangat.
Rara menyambar sepedanya. Mila pun mengikuti dari belakang. Di telinganya kini terdengar lagu Mocca yang berjudul Secret Adminer. Lagu yang selalu diputarnya sehabis mengintai Samudra.
-------------------------------------------------------------------------------------
SUDAH hampir sepekan Rara belum berhasil tahu identitas cewek berkacamata itu. Dia bingung banget. Pesawat telepon yang dia pegang diletakkan kembali. Tak lama kemudian dia angkat lagi. Sebenarnya dia pingin minta tolong Mila untuk menanyakkannya ke Tino. Tapi Rara merasa malas. Dia memang cewek mandiri yang ingin semuanya dilakukannta sendiri.
Duh, gimana nih. Gue belum tahu siapa cewek itu. Minta tolong nggak yah sama Mila?? Tapi nggak janji deh minta tolong sama orang bawel kayak dia...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar